Perkembangan
teknologi komunikasi memang luar biasa cepatnya. Gadget adalah alat
komunikasi mungil yang canggih, serta memiliki fitur yang sangat banyak;
seperti tablet, smartphone, netbook, dan lain sebagainya. Tentu banyak
manfaat jika digunakan secara benar, tepat dan bijak. Namun menjadi
masalah jika digunakan secara tidak pada tempatnya. Apalagi jika gadget
digunakan oleh anak-anak yang belum bisa membedakan baik dan buruk.
Dampak penggunaan gadget bagi anak-anak bisa sangat membahayakan bagi
masa depan mereka, bahkan masa depan negara dan peradaban kemanusiaan.
Ditemukan fakta bahwa kehadiran gadget telah mengubah perilaku manusia.
Oleh
karena pengaruh yang tidak selalu positif itu, maka Steve Jobs (1955 –
2011), tokoh sentral pendiri Apple, melarang dua anak terkecilnya
menggunakan iPad. Padahal sebagaimana diketahui, Apple adalah perusahaan
yang memproduksi iPhone dan iPad. “Kami memang membatasi anak-anak
menggunakan gadget di rumah,” katanya dalam wawancara dengan New York
Times, tahun 2011 lalu. Tindakan itu dilakukan Jobs dengan alasan ingin
melindungi anak-anaknya dari kecanduan gadget.
Seorang
wartawan yang mewawancarainya, Nick Bilton, sengaja datang ke rumah
Jobs di Palo Alto, California, dengan harapan bisa langsung melihat
peralatan supercanggih di setiap sudut ruangan Jobs. Bilton membayangkan
akan menemukan televisi layar sentuh atau iPad sebesar meja atau
peralatan hebat lainnya di rumah Jobs. Namun ternyata rumah Jobs tidak
menampakkan bahwa dirinya pemakai aneka teknologi canggih. “Tidak ada
alat-alat seperti itu,” kata Jobs. Tampak ia sangat membatasi pemakaian
teknologi dalam kehidupan keseharian keluarganya.
Jobs tentu sangat sadar bahayanya, justru karena ia yang terlibat menciptakan aneka jenis teknologi komunikasi dan informasi.
Ketika
anak-anak mulai terbiasa menggunakan gadget, apalagi ketika hal itu
terjadi sejak masih kecil, maka akan berpengaruh terhadap perkembangan
fisik dan psikisnya. Pengaruh itu sebagiannya ada yang positif dan ada
pula yang negatif. Untuk itu, orang tua hendaknya cermat dalam
membersamai anak-anak agar bisa meminimalisir dampak negatif dari
penggunaan gadget. Jangan biarkan anak-anak menjadi ketagihan atau
kecanduan gadget.
Tim
Jakarta International School (2012) pernah melaporkan kondisi beberapa
siswa yang ketergantungan gadget bahwa mereka mengalami kesulitan
mengeja kata, menurunkan kemampuan verbal dan berkonsentrasi. “Ketika di
kelas, saat disuruh menulis oleh guru, siswa sering tidak bisa mengeja
kata-kata dengan tepat karena telah terbiasa dengan singkatan-singkatan
saat berdialog dengan teman sebayanya di dunia maya. Kualitas kemampuan
verbal para siswa menjadi sangat berkurang.
Ketergantungan gadget mempengaruhi konsentrasi para siswa saat
mengerjakan tugas yang guru berikan. Perhatian mereka pada saat jam
belajar malah beralih ke ponsel atau blackberrynya membuat siswa menjadi
orang yang pasif di kelas”.
Biasanya
anak hanya menggunakan satu atau dua jari saat menulis di gadget,
itupun dengan kata-kata yang penuh singkatan ditambah dengan emoticon
dan aneka gambar lainnya. Komunikasi menjadi instan tanpa kata-kata,
karena hanya menggunakan jemari saat mengetik pesan, mengirim emoticon
atau mengirim foto dan gambar. Anak-anak hanya duduk diam tidak bergerak
saat menggunakan gadget, yang membuat mereka pasif dan kehilangan
kemampuan motorik.
Octaviani
Hidayahti Maulida dalam studinya tentang pengaruh penggunaan aplikasi
gadget terhadap perkembangan psikologis anak usia dini, menyebutkan
tanda-tanda anak usia dini kecanduan gadget sebagai berikut:
1. Kehilangan keinginan untuk beraktivitas;
2. Berbicara tentang teknologi secara terus menerus;
3. Cenderung sering membantah perintah orang tua jika itu menghalangi dirinya mengakses gadget;
4. Sensitif atau gampang tersinggung, karena gadget menyebabkan mood yang mudah berubah;
5. Egois, sulit berbagi waktu dalam penggunaan gadget dengan orang lain;
6.
Sering berbohong karena sudah tidak bisa lepas dengan gadgetnya, dengan
kata lain anak akan mencari cara apapun agar tetap bisa
menggunakan gadgetnya walaupun hingga mengganggu waktu tidurnya.
Octaviani
juga menyatakan, anak usia dini yang sering menggunakan gadget akan
lebih cepat merasa puas dalam memperoleh pengetahuan. Informasi dari
internet dianggap sebagai sumber pengetahuan yang benar, aktual dan
lengkap, sehingga menjadikan anak tidak biasa dengan hal yang rumit.
Anak usia dini yang kecanduan gadget akan menjadi generasi yang memiliki
pola pikir instan, sulit konsentrasi dalam belajar atau melakukan
suatu, malas menulis dan membaca buku, kelemahan dalam berinteraksi
secara internal maupun eksternal
Majalah
Kartini nomer 2357 tahun 2013 menuliskan, “Para pecandu gadget sering
kali hanya mengembangkan bagian otak kirinya sementara otak kanan tidak
berkembang. Padahal otak kanan berhubungan dengan daya ingat dan
perhatian. 15 % kasus otak yang gagal berkembang diyakini sebagai salah
satu faktor penyebab terjadinya demensia usia dini”.
Lebih berbahaya lagi, gadget bisa memudahkan akses pornografi pada anak-anak. Penelitian Victor Strasburger dari The American Academy of Pediatrics
menyatakan semua anak laki-laki 14 tahun ke atas yang memiliki koneksi
Internet di kamarnya pernah mengakses situs porno. Hal ini tentu
berdampak sangat panjang dalam kehidupannya kelak hingga dewasa.
Orang
tua harus membuat aturan dan batasan dalam pemakaian gadget pada
anak-anak. Misalnya batasan waktu, sepekan berapa hari, atau sehari
berapa jam boleh berinteraksi dengan gadget, pada pukul berapa boleh
menggunakan gadget, sesuai dengan usia anak-anak. tentu juga diperlukan
aturan tentang hal yang boleh serta tidak boleh diakses oleh anak.
Termasuk dimana anak boleh mengakses gadget. Dampingi anak usia dini
saat menggunakan gadget agar mereka bisa mengerti hal yang boleh dan
tidak boleh diakses.
Disiplinlah
dengan aturan yang dibuat agar anak-anakpun belajar untuk disiplin
menerapkannya. Selain itu, berikan berbagai macam alternatif kegiatan
positif yang membuat anak tersibukkan sehingga mengurangi keasyikan
mereka dengan gadget. Salah satu yang menjebak anak pada kecanduan
gadget adalah banyaknya waktu luang yang mereka miliki tanpa ada
alternatif kegiatan lainnya. Libatkan anak-anak dalam berbagai kegiatan
positif yang lebih bermanfaat bagi kebaikan mereka di masa sekarang dan
yang akan datang.
Jangan biarkan anak-anak anda berpesta pora dengan gadget yang membuat mereka berada dalam bahaya.
ilsutrasi: Google
Sumber: kompasiana (Cahyadi Takariawan)
Like the Post? Do share with your Friends.