Rasulullah mencontohkan betapa kasih sayang terhadap keluarga dan
anak kecil adalah sikap yang harus diutamakan. Sikap Nabi ini juga
mencerminkan kepekaannya tentang menghargai keterbatasan seseorang, baik
dalam hal kondisi fisik, daya tangkap, ataupun tingkat pengetahuan.
Keluhuran akhlak Nabi terpancar justru saat segenap keputusannya
tersebut menjadi prioritas, melebihi ritus keberagamaan.
Pernah suatu kali jamaah shalat Jum’at dikagetkan dengan tindakan
Nabi Muhammad SAW di sela-sela khotbahnya. Rasulullah mendadak turun
dari mimbar lantaran kedua cucunya yang masih kecil, Hasan dan Husain,
menangis.
Nabi segera menghampiri Hasan dan Husain yang saat itu sedang ikut di
masjid dan berusaha menenangkan keduanya. Melalui bahasa isyarat dan
kelembutan hatinya, tangisan mereka mereda, dan beliau pun melanjutkan
khotbahnya hingga selesai. Tak pernah Nabi membaca khotbah lebih panjang
dari shalatnya.
Peristiwa lain tentang ”tingkah usil” kedua cucu mungilnya ini juga
terjadi saat Rasulullah sedang mengerjakan shalat sunnah dua rakaat.
Ketika sujud berlangsung, tiba-tiba Hasan memanjat punggung Nabi. Hasan
kecil memukuli tubuh kakeknya itu selayak menunggang kuda yang mesti
berpacu cepat.
Sebetulnya Nabi sudah cukup lama menempelkan dahinya di atas lantai.
Tapi tingkah Hasan membuat manusia mulia ini memperpanjang sujudnya
lebih lama lagi. Hasan puas bermain kuda-kudaan.
Hasan akhirnya turun. Nabi mulai berniat mengangkat tubuhnya. Sekali
lagi punggungnya tertahan. Husain tiba-tiba melompat ke atas punggung
dan menirukan aksi kakaknya, Hasan. Artinya, Nabi mesti menambah waktu
lagi untuk menunda duduk tasyahud. Baru ketika kedua cucunya turun,
Rasulullah melanjutkan gerakan sembahyangnya.
Kisah - kisah yang indah bukan?
Ketika kita membaca kisah perjalanan hidup Rasulullah, banyak sekali
kisah beliau yang sangat inspiratif dan mengharukan, bagaimana kasih
sayang beliau pada keluarga, para sahabat maupun pada para pengikutnya.
Semua kisah perjalanan hidupnya mampu menguras air matak. Salah satunya
adalah kisah kasih sayang beliau terhadap kedua cucunya Hasan dan
Husein.
Suatu saat Husein kecil mendatangi bundanya, Sayiddah Fathimah, sembari menangis ia berkata….
“bundaku, Kakek (Muhammad SAW) lebih mencintai kakakku Hasan”
“Mengapa duhai anakku” ujar Fathimah penuh kelembutan.
“Kakek sering mencium bibir Hasan dan hanya mencium leherku”
Segera Fathimah membawa Husein pada Nabi Muhammad Saw, dan menceritakan keluhan Husein….
Sembari menatap tajam dan lama, Rasul mulia pun berkata…
” Anakku Fatimah, Hasan selalu ku kecup bibirnya, lantaran ia akan
mati diracun oleh orang terdekatnya, dan seluruh isi perutnya akan
terburai keluar lewat mulutnya, sedangkan engkau….”, Rasul menatap
Husein lama sekali, Rasul tak bisa meneruskan ucapannya, dan pingsan
beberapa saat, setelah siuman beliau kembali menatap tajam sambil terus
menangis berguncang dadanya, lantas bertutur…
“Sedangkan engkau, Husein, sering kucium lehermu karena engkau akan syahid dengan leher terputus….”
Allahumma Sholli 'ala Muhammad...
Diedit oleh Abu faza Al Haniif dari berbagai sumber
Like the Post? Do share with your Friends.