Pemblokiran 22 situs islam oleh MENKOMINFO banyak menjadi perbincangan di dunia maya. Saya pun mencoba mengakses beberapa situs yang menjadi sasaran pemblokiran, sampai pagi ini (31/03) situs situs tersebuit belum bisa diakses. Ketika diakses, hanya muncul tampilan seperti gambar di samping ini:
Banyak spekulasi yang muncul dan menjadi pembicaraan di dunia maya. Sedih juga rasanya, jujur, saya merupakan pembaca beberapa situs yang masuk dalam daftar blokir, diantaranya: dakwatuna.com; dan hidayatullah.com. Sebelumnya saya sempat bergembiran dan memberikan apresiasi yang besar kepada MENKOMINFO karena di pereode sebelumnya, MENKOMINFO telah menggalakkan pemblokiran kepada situs - situs porno yang marak di dunia maya. Saya berharap program itu terus berlanjut karena situs - situs tersebut setiap hari bermunculan dan merusak moral bangsa Indonesia. Kenyataan memang kadang tak sesuai dengan harapan. Bukannya melanjutkan pemblokiran situs - situs porno, eh malah situs - situs islam yang diblokir. Ya memang, ada beberapa situs dari 22 situs tersebut yang memang kontennya cenderung "berbahaya". Namun begitu kagetnya setelah dakwatuna dan hidayatullah juga masuk kedalam daftar blokir. Katagori "berbahaya" menurut MENKOMINFO dan BNPT apa ya? jangan - jangan blog ini nanti juga kena sasaran berikutnya?
Kalau diruntut lebih jauh lagi, dari awal, saya pesimis dengan pemerintahan sekarang yang dikomandoi oleh Joko Widodo. Apa yang terjadi saat ini, saya yakin ada kaitannya dengan beberapa peristiwa sebelum - sebelumnya. Saya memiliki keyakinan, seseorang yang besar karena citra, maka besarnya kerja - kerja yang dibuat, juga hanya sebatas citra. Beberapa isu yang sedang menjadi trand di media saat ini adalah bentuk permainan citra dari sang pemilik citra. Sudah menjadi rahasia umum bahwa memunculkan isu satu untuk menutupi isu yang lain adalah menjadi kebiasaan di negeri ini. Dan saya melihat itu. Saya melihat ada dua isu besar yang sedang ditutup - tutupi oleh pemerintah saat ini. Pertama adalah isu Pembatalan eksekusi 2 terpidana mati Bali nine atas intervensi Australia. Sebagaimana diketahui bersama, Australia menggunakan kartu AS untuk menekan Jokowi, yaitu kecurangannya pada saat pemilu kemarin. Mutlak isu ini harus ditutupi kalau Jokowi ingin masa pemerintahannya bertahan hingga 5 tahun. Maka dibuatlah isu - isu besar untuk menutupi isu ini. Diantaranya adalah Ahok dengan kontroversinya, BNPT dengan ISIS nya, dan Golkar dengan perpecahannya. Sekenario berjalan sempurna, beberapa pekan media televisi disibukkan dengan berita - berita yang sudah didesain. Isu pembatalan eksekusi mati, hilang tanpa bekas.
Kedua, adalah isu Gelombang aksi besar - besaran untuk melengserkan jokowi oleh mahasiswa yang mulai marak di berbagai daerah. Sekenario yang dijalankan untuk mengatasi situasi ini adalah pelarangan media elektronik untuk meliput jalannya aksi. Terbukti tidak satupun televisi yang menyiarkan Aksi - aksi mahasiswa tersebut. Skenario ini ternyata tidak berjalan mulus, walaupun di media elektronik sepi pemberitaan, tidak begitu dengan yang terjadi di dunia maya. Aksi - aksi besar dan penggiringan opini untuk melengserkan Jokowi justru menjadi trand topic di jagat maya. Situasi ini tentu membahayakan penguasa jika terus dibiarkan. Perlu dibuat isu untuk mengalihkan perhatian masyarakat dunia maya. Dan itulah yang terjadi sekarang ini. Saya memiliki keyakinan, upaya pemblokiran situs - situs tersebut adalah untuk mengalihkan perhatian masyarakat dunia maya pada aksi - aksi mahasiswa dan upaya penggiringan opini di dunia maya untuk mendukung upaya pelengseran jokowi. Ditambah lagi dengan kenaikan harga BBM. Manaikkan harga BBM di tengah maraknya aksi adalah keputusan yang cukup berani. Makin besarnya gelombang aksi tentu sudah diprediksi bakalan terjadi. Maka, isu ini sudah dipersiapkan sebagai skenario untuk membungkam aksi - aksi yang sampai sekarang, 'gemanya' hanya dirasakan di dunia maya. Wallahu a'lam.
Namun tidak perlu risau. Pemerintah sendiri sebenarnya sangat paham, bahwa pemblokiran bukan solusi untuk menghentikan penyebaran ide - ide di dunia maya. Mati satu tumbuh seribu, begitu kata pepatah. Setelah diblokir, insya Allah akan muncul situs - situs serupa yang jumlahnya akan lebih banyak dari sekarang. Bahkan setiap orang sekarang bisa menyebarkan pemikiran dan ide - idenya melalui media sosial yang mereka punya. Masyarakat sekarang sudah sangat cerdas dalam menyikapi berbagai macam isu. Namun, pemerintah tahu betul karakter masyarakat Indonesia: Cepat heboh, sekaligus cepat lupa!
Hanya bisa berdoa untuk para pemangku kebijakan di negeri ini. Semoga Allah menunutun mereka agar selalu berada di jalan yang benar. Membimbing hati mereka agar kebijakannya membawa kebaikan bagi rakyat, Islam, dan bangsa Indonesia pada umumnya.
Mohon maaf atas segala khilaf. Yang namanya pendapat dan analisa bisa benar dan bisa salah. semoga Allah juga membimbing saya agar senantiasa berada di jalanNya.. Aamiin.
Like the Post? Do share with your Friends.