Pemuda itu bingung. Semestinya ia
berbahagia di malam pertamanya ini. Tetapi, muslimah yang baru
dinikahinya itu berteriak-teriak ketika hendak disentuhnya. Tatapan
matanya nanar, dan ia mengucapkan kata-kata aneh.
Mengetahui hal ini, seisi rumah juga
bingung. Mereka menyimpulkan, pengantin baru tersebut kesurupan. Dicoba
dibacakan ayat kursi dan doa-doa, tak ada pengaruhnya. Mereka pun
kemudian membawanya ke salah seorang ustadzah ahli ruqyah.
Biasanya, di pertengahan ruqyah sudah
ada reaksi. Bahkan pada beberapa kasus, baru dibaca ta’awudz saja jin
yang mengganggu mulai berteriak kepanasan. Tetapi muslimah ini tidak
bereaksi. Hingga ruqyah selesai, tak ada tanda-tanda jin keluar.
Ahli ruqyah tersebut baru sadar,
ternyata pengantin baru ini hanya berpura-pura. Maka dengan bijak dan
lembut, ia bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Dan akhirnya ia mengaku
juga.
“Sebenarnya…” kata wanita tersebut sambil meneteskan air mata, “aku memang pura-pura kesurupan. Aku takut…”
“Mengapa engkau takut? Bukankah malam ini adalah malam kebahagiaanmu?”
“Dulu pernah terjadi pendarahan padaku.
Aku pikir itu adalah selaputku yang sobek. Aku takut jika malam ini aku
tidak berdarah, suamiku akan marah…”
Ahli ruqyah tersebut memahami perasaan
sang mempelai wanita. Dan ia tak mau gara-gara sesuatu yang bukan
kesalahannya, ia kehilangan rumah tangga yang baru diikrarkan suaminya.
“Tenanglah Nak, insya Allah ada jalan terbaik.”
Ia pun kemudian mengumpulkan keluarga yang mengantarnya, sementara sang mempelai wanita hanya mendengarkan dari ruang ruqyah.
“Bapak, ibu dan khususnya pengantin
pria. Dengan izin Allah insya Allah saya akan membantu menyelesaikan
kasus ananda ini. Tapi saya minta pertimbangan kalian. Tolong kalian
pilih, seandainya jin hanya mau keluar dari tiga jalan. Pertama, jika
jin keluar dari matanya, resikonya adalah matanya jadi buta. Jika jin
keluar dari telinganya, maka telinganya jadi tuli. Dan jika keluar dari
kewanitaannya, maka selaputnya akan robek. Kalian pilih mana?”
“Separah itukah?” tanya ayah mertua.
“Memang beberapa jin sangat ganas, Pak” jawab ahli ruqyah tersebut.
“Baiklah,” kata ayah mertua setelah bermusyawarah sebentar, “keluarkan saja dari kewanitaannya. Toh itu akan sobek juga.”
Dari balik ruang ruqyah, muslimah
tersebut tersenyum bahagia. Ia bersyukur pada Allah kemudian berterima
kasih kepada ahli ruqyah tersebut.
*Diadaptasi dari kisah yang ditulis Syaikh Abdul Muthalib Hamd Utsman
sumber: bersamadakwah
Like the Post? Do share with your Friends.