Terima kasih pd kalian, adik-adik mahasiswa yg telah sudi datang ke istana.
Saya harap adik2 bisa mengerti posisi saya. Terus terang saya juga bingung bgmn ngurus negara ini.
Memang saya secara dejure sebagai presiden, but you know lah, bgmn saya bisa jd presiden.
Saya harus membalas budi orang/pihak yang telah menjadikan saya sebagai presiden. Pencitraan itu mahal ternyata.
Belum lagi sebagai petugas partai, saya juga masih harus tunduk pada ibu. You know lah... :))
Apakah adik2 ngira kalo relawan2 itu gak minta balas jasa? Pusing saya dek ngadepi mereka.
Para sponsor yg sudah abis duit banyak, para cukong itu, mereka juga minta jatah.
Saya dikelilingi oleh orang2 yang mau mencari keuntungan pribadi. Itulah sebabnya, mereka buta mata belain saya.
Jadi memang gak ada makan siang gratis dek..., apalagi makan malam kita ini.
Jadi, tolong adik2 bisa memaklumi posisi saya. Saya tak berdaya mengelak dari kepentingan orang2 sekeliling saya.
Saya tak berdaya dek. Jd presiden ini juga bukan kemauan saya. Saya hanya petugas partai. Mereka manfaatkan saya.
Apa kalian pikir saya pringas pringis itu bahagia adik2? Enggak! Batin saya tersiksa. Saya ndak bisa apa2.
Gimana saya mau ngurus pengungsi Rohingya misalnya, lha wong kerjaan sbg presiden aja saya msh bingung.
Apalagi sampe mikirin Palestina, Mursi dan Yaman. Lha orang2 sekitar saya mmg maunya sy ndak mikir itu.
Kalo adik2 mau tahu, saya benar2 terbelenggu oleh pencitraan dan kepentingan orang sekitar saya. Sakitnya tuh disitu!
Jadi pliiis ya adik2..., jangan terlalu menuntut ke saya. Toh saya hanya petugas partai. Semua terpulang ke ibu.
Setelah makan malam ini, saya harap adik bisa menahan diri. Ndak usahlah demo2. Pulanglah...
Jadi tolong ya adik2, tolong mengerti posisi saya. Saya benar2 ndak berdaya.
Oke..., mari kita poto bareng. Jarang2 kan poto bareng presiden kayak saya? pic.twitter.com/yUf7COkf7T
Sumber:
chirpstory
Like the Post? Do share with your Friends.