Aksi nelayan Aceh menyelamatkan ratusan pengungsi Bangladesh dan Myanmar yang mengundang simpati banyak orang.
Proses penyelamatan itu cukup dramatis karena kapal yang ditumpangi
para pengungsi hampir saja tenggelam. Terlambat sebentar saja, korban
jiwa bisa berjatuhan.
Ar Rahman, salah satu nelayan Aceh yang turut membantu proses
evakuasi mengatakan, awalnya ia bersama nelayan lainnya mendapatkan
informasi dari radio komunikasi mengenai kapal nyaris tenggelam di
perairan Aceh Timur, Kamis 14 Mei 2015.
"Lalu saya dan kawan-kawan menuju lokasi untuk menolong mereka.
Ketika sampai di sana kami melihat ratusan orang, laki-laki dan
anak-anak, perempuan dan orang lanjut usia. Ketika melihat kami
laki-laki melompat ke laut dan berenang, sedih kami melihatnya," kata Ar
Rahman yang biasa disapa Pak Do.
Lebih dari enam kapal nelayan dari Langsa bergerak cepat memberikan pertolongan.
"Laki-laki melompat ke laut sambil histeris dan berteriak Allahu
Akbar. Mereka meminta tolong dengan bahasa mereka," tutur Ar Rahman
lirih kepada jurnalis
BBC Indonesia dikutip
Dream.co.id, Rabu 20 Mei 2015.
Mohamad Rofiq, salah satu pengungsi Rohingya dari Myanmar yang
diselamatkan nelayan mengatakan, ketika ditolak masuk ke perairan
Indonesia dan Malaysia, mereka diberi bekal makanan dan bahan bakar oleh
angkatan laut kedua negara.
"Makanan hanya sedikit dan kami berikan untuk bayi terlebih dahulu.
Kami sangat kelaparan dan lelah setelah terombang ambing di laut selama
empat hari," kata pria berusia 21 tahun itu
Rofiq mengaku sempat mengungsi ke Bangladesh melalui jalan darat yang berbatasan dengan Myanmar.
Di sana, dia bertahan selama beberapa tahun sampai mendapatkan kartu
pengungsi dari Badan PBB yang mengurusi masalah pengungsi (UNHCR).
Mohamad Rofiq asal Myanmar, memulai perjalanan dari Bangladesh ke Malaysia dua bulan lalu, dan kini terdampar di Aceh.
"Kami berada di laut selama dua bulan ke Malaysia, lalu ke Thailand
dan bertahan di perairan negara itu selama kurang dari dua bulan.
Kemudian kami disatukan ke kapal yang lebih besar menuju Malaysia.
Tetapi di perjalanan kapten kapal meninggalkan kami," kata Rofiq yang
keluarganya masih berada di pengungsian Bangladesh.
Nelayan aceh berhasil menyelamatkan 421 pengungsi merupakan warga
Bangladesh yang semuanya laki-laki. Sementara pengungsi Rohingya
berjumlah 256 orang terdiri dari laki-laki, perempuan dan anak-anak.
sumber:
dream
Like the Post? Do share with your Friends.