Resensi
Kitab:
Judul: Tarjamah Mafahim Yajib an
Tushohhah: Pemahaman Yang Harus Diluruskan
Penulis: Prof. Dr. as-Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani
Penerbit:Hai’ah ash-Shofwah al-Malikiyyah
Ukuran buku: 15 x 21.5 cm
Sampul: Soft Cover
Kertas isi: HVS 70gr
Tebal: 528 halaman
Kertas Kover: Art Karton 260gr
Harga: Rp.80.000,00
Akhir-akhir ini, muncul
kelompok yang mudah sekali melemparkan tuduhan kafir kepada saudaranya sesama
muslim. Kita sering melihat, mereka dengan cepat menghukum seorang muslim
sebagai kafir, hanya karena berbeda pendapat (dalam perkara furû’, pen) semata.
Sehingga, seakan di dunia ini hanya sedikit yang bisa dinilai tetap sebagai
muslim.Dengan gigih, mereka menebarkan api fitnah di antara barisan kaum
muslimin. Mereka kadang-kadang lebih suka mengangkat serta bergantung pada
masalah-masalah formal dari agama. Kadang-kadang mereka juga mengangkat
masalah-masalah ikhtilaf di antara para ulama. Harapan mereka suaranya akan
didengar dan mereka menjadi populer.
Imam Sayyid Ahmad Masyhuri al-Haddad
berkata, “Telah menjadi konsensus di antara para ulama untuk tidak mengafirkan
seorang dari ahli qiblat (muslim), kecuali jika seseorang itu menafikan
keberadaan atau eksistensi Pencipta alam Yang Maha Kuasa, Maha Mulia, Maha
Tinggi, atau melakukan perbuatan syirik dengan terang-terangan—yang tidak bisa
diberi ta’wil—, mengingkari adanya nubuwah (kenabian), mengingkari sesuatu yang
diketahui secara jelas dalam agama Islam, mengingkari berita mutawatir, dan
mengingkari perkara yang telah disepakati secara pasti dalam agama.”Sejatinya,
seluruh kesalahan berpikir tersebut berasal dari pemahaman yang tidak utuh,
bahkan keliru terhadap al-Qur’an dan hadits. Dan asal-muasal dari kekacauan
pemahanam tersebut adalah ketiadaan ilmu yang menjadi pengantar dalam memahami
al-Qur’an dan hadits.Demi melihat faenomena menyedihkan seperti itu, maka
Allamah Prof. Dr. Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani menulis kitab
yang bermutu serta berharga, Mafāhīm Yajibu ‘an Tushahhah (Pemahaman-Pemahaman
yang Harus Diluruskan).
Menilik dari isinya, kitab ini mampu mengurai seluruh
kepelikan dan kekacauan pemahaman yang tengah melanda umat Islam pasca
munculnya kelompok minoritas yang sangat pandai membid’ahkan dan mengkafirkan
pihak-pihak yang tidak sependapat dengan mereka. Istimewanya lagi, kitab ini
juga mampu mengurai kerumitan yang berkaitan dengan objek kajian teologis
(ushûluddīn).Salah satu bagian paling menarik dari buku ini adalah sebuah
paragraf yang menunjukkan ketegasan sikap Allamah Prof. Dr. Sayyid Muhammad bin
Alawi al-Maliki al-Hasani terhadap pihak yang membuang, menambahkan, atau
merubah kitab-kitab warisan para ulama (turats) agar redaksinya sesuai dengan
yang mereka kehendaki. Menurut beliau, tindakan tersebut adalah sebuah tindakan
kriminal dan pengkhianatan besar (terhadap ulama) yang layak dijatuhi vonis
mati. Seharusnya, mereka membiarkan teks kitab itu apa adanya, meskipun
berlawanan dengan pendapat para pen-tahqiq (peneliti) maupun pen-ta’liq
(komentator) kitab tersebut. Barulah setelah itu, mereka bebas mengomentari dan
menulis apa saja yang sesuai dengan perspektif dan pemikirannya.
Tidak ada dalil
lain bagi para penentang terhadap berbagai masalah yang berangkat dan dibahas
dalam buku Mafāhīm Yajibu ‘an Tushahhah, kecuali menerima terhadap apa yang
dikandung di dalamnya. Sebab, apa yang terkandung di dalamnya hampir merupakan
konsensus para ulama, baik ulama masa lalu maupun masa kini, serta sesuai
dengan apa yang telah dijelaskan oleh sejumlah ulama handal dan para penghapal
hadis dan al-Qur’an di antara para ulama Islam yang telah dikenal dunia
Islam.Tidak kurang dari puluhan ulama memberikan dukungan dan sambutan positif
terhadap buku Mafāhīm Yajibu ‘an Tushahhah.
Seluruh dukungan ini mengalir tiada
lain karena profil Allamah Prof. Dr. Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki
al-Hasani, baik sebagai pribadi, maupun secara keilmuan.Penulisnya adalah
seorang yang sangat alim dan peneliti handal. Ia tidak menulis buku untuk
menimbulkan polemik atau perdebatan dengan orang-orang yang menentang beberapa
pendapatnya bahkan mengklaimnya. Beliau hanya menulis demi kebenaran dan
menetapkannya seraya menggunakan gaya bahasa yang bijaksana dan penuh kesatria
tanpa terjebak dalam caci-maki atau melakukan fitnah yang dilemparkan kepada
para penentangnya. Dalam kitabnya itu, tak ada sedikit pun kata-kata keji
(tidak pantas), tidak ada pula kata-kata mencela atau menunjukkan aib orang
lain sehingga merasa dilukai. Yang Iebih banyak ia tulis adalah ilmu yang ada
padanya ketimbang pendapat pribadinya. (sumber resensi:
http://www.shofwatuna.org)
Untuk Terjemah kitabnya, dapat didownload DI SINI
gambar islutrasi: google.com
Like the Post? Do share with your Friends.