Liqo dengan segala dinamisasinya, kadang memunculkan riyak rasa seperti judul di atas. Hal itu terjadi juga seiring dengan dinamisasi kondisi hati para mutarobbi. Dan maaf, termasuk Murabbi.
Murabbi yang tidak memberikan pemahaman yang pendalaman akan sebuah disiplin ilmu, sehingga mutarabbi tidak mendapatkan pemahaman yang utuh terhadap sebuah ilmu, adalah sudah umum terjadi di tengah - tengah liqo pekanan kita. Ini bukan kesalahan sistem atau personal murabbi, karena memang begitulah karakteristik liqo - liqo kita! Ia memang bukan tempat dan sarananya untuk memperdalam salah satu di siplin ilmu agama. Bayangkan, 2 jam perpekan, bagaimana mungkin ia bisa menjadikan kita paham dengan mendalam tentang semua disiplin ilmu syariat yang kita butuhkan? Jika kita gantungkan keinginan kita untuk mendalami ilmu syariat kepada liqo pekanan kita, maka bersiaplah untuk menerima sebuah kenyataan, keinginan kita akan terus tergantung di langit impian.
Sadar akan kondisi yang demikian itulah kenapa, para masyaikh tarbiyah tidak hanya membuat satu saja sarana pembinaan. Dan Liqo hanya salah satu sarana dalam rangka membentuk kepribadian seorang muslim. Di luar itu masih banyak sarana untuk menunjang kita agar kita bisa membentuk kepribadian menjadi muslim dengan 10 muwashofat kader yang sudah sering kita baca. Maka bagi penggila ilmu, salah satu sarana tarbiyah yang bisa dimanfaatkan dan dimaksimalkan adalah Tasqif, daurah syar'iyyah, dan yang lainnya.
Lantas apa gunanaya Liqo? Apakah ia hanya menjadi rutinitas semata?
Tulisan ini hanya mengajak penulis dan para mutarobbi di manapun kita berada, bagi yang merasa liqo ini terasa kering, dan serasa tidak ada manfaatnya karena tidak bertambah ilmu barang sedikitpun, sepertinya kita harus merubah mindset kita tentang liqo pekanan kita. Setidaknya ada beberapa hal yang harus kita ingat dan kita evaluasi. Yang pertama, niat kita yang tertanam dalam hati kita masing - masing, adalah penentu keberlangsungan majelis - majelis liqo kita. So, ini bukan wilayahnya murobbi yang mengevaluasi, tapi waliyah kita masing - masing. Dan jujurlah wahai ikhwah, apa niat kita selama ini,
lillah kah?
Yang Kedua, mindset sempit bahwa liqo adalah majlis ta'lim ilmu, haruslah diperluas. Mungkin sebuah ungkapan bahwa "tarbiyah bukan segala - galanya, namun segala - galanya bermula dari tarbiyah" adalah mindset yang harus dibangun. Jadikan Liqo itu sumber inspirasi untuk mencari ilmu sebanyak - banyaknya di luar. Jadikan ia menjadi pemicu semangat untuk beramal semaksimal mungkin. Jadikan ia tempat menevaluasi amalan kita setiap hari. jadikan ia penyegar di kala lelah. Jadikan ia penyejuk di kala gundah. Jadikan ia jalan berkah bagi kehidupan kita. Sudahkah majlis kita semacam ini? Eits, stop menyalahkan murabbi jika majlis kita masih terasa hampa. Kita mutarobbilah yang harus membangun bangunan tarbiyah ini menjadi bangunan yang indah. Sekaligus menyegarkan. Ini tidak mudah wahai ikhwah.. Tapi kita harus bisa!
Yang ketiga, bersihkan hati selalu dan memohonlah kepada Allah agar diberikan keistiqomahan dalam beramal. Mari terus beramal, karena jika hati sudah bersih, siapapun akan menjadi guru bagi kita. Kondisi apapun akan menjadi hikmah untuk kita. Dan kita terhindar dari prasangka - prasangka buruk kepada sesama ikhwah. Mari terus berdoa untuk hati ini agar senantiasa ikhlas, bersih, bertaqwa kepada Allah, dan di berikan kesabaran dalam kebaikan.
Yaa Muqollibal Quluub, tsabbit Qolbi 'ala diinik..
Satu tips lagi wahai ikhwah.. disaat kita gundah dan gusah dengan kondisi liqo kita, perbanyaklah membaca do'a rabithah. Hayati dengan hati disetiap penggal kalimatnya. Kemudian doakan pada Murabbi dan Qiyadah kita agar senantiasa dijaga oleh Allah dalam ketaatan..
Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa sesungguhnya hati-hati kami ini,
telah berkumpul karena cinta-Mu,
dan berjumpa dalam ketaatan pada-Mu,
dan bersatu dalam perjuangan dakwah-Mu,
dan berpadu dalam membela syariat-Mu.
Maka ya Allah, kuatkanlah ikatannya,
dan kekalkanlah cintanya,
dan tunjukkanlah jalannya,
dan penuhilah ia dengan cahaya yang tiada pernah redup,
dan lapangkanlah dada-dada dengan iman yang berlimpah kepada-Mu,
dan indahnya takwa kepada-Mu,
dan hidupkan ia dengan ma'rifat-Mu,
dan matikan ia dalam syahid di jalan-Mu.
Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.
Perhatikan setiap penggalan kata - kata indahnya, sambil ingat wajah saudara - saudara satu liqo kita, plus wajah Murabbi kita. Bawa mereka ke dalam doa kita. Setelah itu rasakan apa yang terjadi!
Wallahu a'lam bis showab..
Like the Post? Do share with your Friends.