Kader yang terlihat haniif, pendiam, taat, tsiqoh, terkadang lebih disukai oleh para murabbi, dari pada kader yang 'banyak tingkah', banyak komentar, banyak tanya, suka kritik, cenderung susah diatur, 'cerewet', dan sederet sebutan lainnya. (Kebanyakan Lho ya..!) Tapi sebenarnya, justeru kader yang terlihat pendiam, sekali membuat bingung murabbi, mengalahkan kader 'cerewet' yang membuat bingung setiap hari. (loh, kok bisa?)
Mutarobbi yang cerewet, asalkan ada sifat 'tsiqoh' dan taat dalam hatinya, biasanya murabbi tidak ambil pusing dengan seabrek tingkahnya yang 'aneh' (katanya sih begitu). Ketika di tanya dan ditabayun, segudang rasionalisasi dan alasan sanggup mereka hadirkan, sehingga permasalahan cepat clear. Karena kebanyakan mutarobbi semacam ini orangnya terbuka, tidak ada yang ditutup - tutupi, menjadikan segala permasalahan segera bisa diselesaikan dengan cepat dan baik. Maka, Jika ada diantara kita yang memiliki karakteristik semacam ini, yang perlu ditumbuhkan adalah ketsiqohan dan ketaatan kepada murabbi kita. Plus, jangan sering - sering membuat murabbi kita jantungan yah! dengan sikap - sikap kita yang "aneh" dan "nakal".
Berbeda dengan kader pendiam yang lebih slow dalam geraknya. Sikapnya yang cenderung tertutup sering kali menjadikan murabbi bingung dan sering bertanya - tanya sendiri. Ketika ada masalah peribadi misalnya, jangan harap momen "qodhoya" dalam setiap halaqoh dimanfaatkan untuk menceritakan segala uneg - uneg dan permasalahan yang ia hadapi. Kadang setelah semua anggota halaqoh pulang, baru ia menceritakan permasalahannya kepada murabbi. Itu masih bagus, karena sebagian besar kader yang pendiam, mempunyai kapasitas memori internal yang sangat besar untuk menyimpan banyak masalah dalam waktu yang lama.
Sekali masalah masuk, sulit keluar. Itulah masalahnya. Termasuk kepada murabbi sekalipun. Kalau sudah lama absen dari liqo pekanan, barulah kelihatan ada masalah. Dan disinilah mulai bingungnya murabbi, karena seolah tiada angin dan tiada hujan, tiba - tiba saja dirinya pergi dari pandangan.. (lebay..!). Ditanya kadang diam. Atau kalaupun bilang, "tak ada apa-apa ustadz, kecapekan aja!", Malah bikin bingung kan? tapi kalau murabbi yang berpengalaman, biasanya bisa menebak setiap gelagat para mutarobbinya, mana yang lagi futur, mana yang minta nikah, dan lain - lain.
Ada yang lebih parah, sang pendiam ini kadang mampu menyimpan masalah dan menampakkan wajah seolah tak ada masalah sampai waktu yang sangat - sangat lama. Sampai ada yang tiba - tiba keluar dari liqo dan tak mau kembali, dengan alasan yang tidak pasti. Tidak terseteksi. Kalau sudah begini, semua hanya bisa meratapi. (lebay lagi ah..!)
Untuk kita sang pendiam. jadikanlah semua teman liqo kita itu sebagai sahabat paling akrab dengan kita. Kalau kita ada perasaan sungkan bercerita kepada murabbi, minimal kita punya teman curhat yang bisa menampung segala permasalahan yang sedang kita hadapi. Kalau tidak bisa semua, satu saja minimal. Jangan pendam permasalahan sendiri, OK! Kemudian, terus belajar memperbaiki diri dan meningkatkan kapasitas pribadi kita masing - masing. Jangan pasif! Jangan mengharap semangat itu datang dari murabbi. Belajarlah menyemangati diri sendiri. Dan itu inti dari tarbiyah. Suksesnya tarbiyah kita, ketika kita sudah mampu mentarbiyah diri kita sendiri.
Salam cinta untuk sang pendiam dimanapun anda berada, mari bersemangat!
Like the Post? Do share with your Friends.