MENJADI seorang penghafal Alquran tidaklah menuntut bahwa seseorang
harus kuliah di perguruan tinggi Islam dan mengambil jurusan yang
berkaitan dengan agama Islam. Namun, semua orang berhak menjadi
penghafal Alquran, baik orang tersebut kuliah di perguruan tinggi Islam
atau selainnya. Bahkan skala yang umum, pekerjaan bukalah batasan untuk
menjadi seorang penghafal Alquran.
Guru mengaji, guru mata pelajaran umum, dokter, dukun beranak, supir
taksi, tukang becak, direktur pertamina, bahkan penjual tahu isi pun
semua memiliki kesempatan untuk menjadi seorang penghafal Alquran. Maka,
yang dibutuhkan ialah niat serta konsistensi yang mantap apabila
benar-benar ingin memulainya.
Suatu ketika, penulis memiliki kesempatan menghadiri muhadarah tips
mengahafal Alquran dengan menggunakan metode Thaif dari kerajaan Arab
Saudi. Metode ini dibawakan langsung oleh sang pemegang sanad sekaligus
murobbi penulis yang bernama Ustadz H. Ardian Kamal, S.Pd yang juga
berprofesi sebagai mahasiswa S2 di Universitas King Saud jurusan fisika,
Arab Saudi.
Metode ini terbilang unik, khas, dan juga efektif serta efisien.
Bayangkan, kurang dari 30 menit kita dapat menghafal satu halaman
Alquran. Alhamdulillah, sekitar enam orang mencapai target tersebut
setelah metode tersebut langsungkan dipraktikkan (setelah muhadarah
selesai dilakukan) pada hari Kamis pagi, 28 Agustus 2014 di Masjid Ulil
Albab Universitas Negeri Makassar.
Selain metode menghafal, kami juga diberikan beberapa tips memuroja’ah (mengulang-ulang) hafalan secara efektif dan efisien.
Berikut metode Thaif tersebut:
- Mulai segala sesuatunya dengan niat yang ikhlas mengharap ridha Allah sepenuhnya.
- Mengahadap ke dinding atau pembatas pandangan lainnya yang
berlatar polos. Hal ini dimaksudkan agar kita fokus untuk menghafal.
- Tinggalkan segala sesuatu yang menghalangi atau menganggu kita
dalam proses menghafal Alquran. Gangguan tersebut misalnya gadget, surat
kabar, isteri, dan sebagainya
- Menganggap diri bahwa dalam keadaan seperti itulah kita akan membaca Alquran di hadapan Allah di Hari Akhir kelak.
- Memperhatikan dan membaca dengan seksama 3 ayat awal. Dengan
sebenar-benarnya memperhatikan, baik dari segi maknanya, hukum
bacaannya, tata letaknya, dsb. Silakan dibaca 3 kali seperti keadaan
tersebut. Kemudian angkat kepala, tutup mata atau hadapkan kepala ke
dinding polos tadi, baca ayat pertama 3 kali atau sampai lengket,
begitupun ayat kedua. Setelah itu, ulangi ayat 1 dan 2 (silakan baca
dahulu atau langsung hafalkan). Kemudian begitupun ayat ke-3 dengan
proses yang sama.
APABILA ayatnya panjang maka cukup dipotong-potong beberapa bagian
pada tempat yang pas dari segi maknanya, kemudian hafalkan dengan cara
sebelumnya.
Antara orang yang satu dengan lainnya berbeda-beda kemampuan mereka
dalam menghafalkan Alquran. Ada yang bisa dengan 30 menit, ada yang
kurang dari itu, namun juga ada yang membutuhkan waktu tambahan untuk
menghafal satu halaman Alquran. Namun, hal tersebut bukanlah menjadi
hambatan, keresahan, apatah lagi kegalauan hati bagi orang yang telah
berniat mewakafkan diri sebagai penghafal Alquran. Barangsiapa yang
bersungguh-sungguh maka ia akan behasil. Barangsiapa yang berjalan pada
lintasannya maka ia akan sampai pada tujuannya. Dan barang siapa yang
bersabar maka keberuntungan niscaya menaunginya, insya Allah.
Catatan:
- Alquran jangan pernah diganti-ganti. Silakan beli mushaf Alquran
yang sama, taruh di kamar satu, di tas satu, di kendaraan satu, di
masjid satu, dan di tempat-tempat yang menjadi kebiasaan kita membaca
Alquran. Atau paling tidak, kita harus konsisten menggunakan mushaf yang
sama di mana pun kita hendak menghafal atau memuroja’ahnya.
- Harus segera disetor. Kita harus mencari orang yang kita anggap
fasih dalam membaca Alquran beserta hukum-hukum bacaanya. Bahkan kalau
perlu orang yang sudah hafidz 30 juz dan telah mendapatkan sanad
hafalan. Silakan bawa pensil, kemudian beritahu kepada orang yang kita
tempati menyetor agar menggarisbawahi ayat yang salah ketika kita
membacanya. Tujuannya ialah agar kita semakin mengingat letak kesalahan
kita dalam menghafal sehingga tidak mengulangnya lagi.
- Mencari suasana, waktu, dan tempat yang pas untuk menghafal
Alquran. Tentu berbeda ketika kita menghafal dalam keadaan tenang pada
waktu sepertiga malam, setelah salat subuh, atau salat magrib di masjid
pula daripada kita menghafal pada saat hati sedang gunda gulana galau
gelisa pada waktu teriknya siang di dalam pasar pula. Intinya, silakan
cari suasana, waktu, dan tempat yang nyaman menurut kita untuk menghafal
Alquran. Ada baiknya juga kita ke tempat menghafal Alquran (Tahfidzul
Qur’an) terdekat. Hal ini bertujuan untuk memacu semangat dan adrenalin
kita karena kita punya teman menghafal sekaligus saingan dalam menyetor
hafalan.
- Ada tim pengawas dengan membuat kelompok menghafal. Maksudnya
supaya ada yang mengontrol sehingga pada waktu yang seharusnya kita
menghafal tidak kita gunakan untuk bercerita dengan tema tanpa makna.
5. Suara harus keluar. Hal ini bertujuan agar kita juga menggunakan
kemampuan audio (pendengaran) kita sehingga proses menghafal menjadi
lebih maksimal bukan semata-mata menjadikan kemampuan visual (penglihatan) sebagai senjata kita dalam mengahafal.
TIPS Memuroja’ah:
- BAGILAH dua waktu dalam sehari. Satu waktu untuk menghafal, satu
waktu untuk memuroja’ah. Semisal pada waktu subuh setelah salat kita
menghafal sedangkan muroja’ahnya setelah habis salat magrib. Silakan
cari waktu yang nyaman dan sesuai dengan aktivitas kita karena tidak
setiap orang memiliki jadwal penggunaan waktu yang sama dalam 24 jam.
Ingat, kita harus konsisten dengan 2 waktu yang telah kita pilih!
- Bagilah jumlah hafalan kita dengan 6 hari (1 hari libur). Semisal,
kita sudah punya hafalan 6 juz maka kita bagi 6 hari menjadi 1 juz 1
hari dalam memuroja’ah hafalan. Begitupun bila ketika kita telah
menghafal 30 juz maka bagi menjadi 6 hari menjadi 5 juz 1 hari dalam
memuroja’ah hafalan. Ini dilakukan selama 3 tahun pertama bagi yang
telah hafidz 30 juz. Setelah 3 tahun memuroja’ah hafalan seperti itu,
maka cukup memuroja’ah 1juz 1 hari di bilangan-bilangan hari di
depannya.Apabila benar-benar tak sanggup memuroja’ah hafalan dalam sehari, maka minimal dibaca saja.
- Satu hari digunakan untuk refreshing atau rihlah seperti mendaki
gunung, hadir di majelis taklim, berlatih memanah, berlatih belah diri,
berenang di laut, main bola, atau pergi ke tempat-tempat tertentu dan
melakukan hal yang menjadi kesenangan kita tanpa melanggar syariat dan
mengatarkan kepada perbuatan yang sia-sia. Hal ini bertujuan agar hati
dan pikiran tidak terbebani secara berlebihan dengan aktivitas yang
majemuk, jenuh, dan terkadangan membuat kita stres berlebihan.
Selalulah yakin dan berprasangka baik kepada Allah. Kesabaran dan
keihlasan adalah dua hal yang harus kita jadikan kekasih hati apabilah
benar-benar hendak menjadi seorang penghafal Alquran. Karena suatu masa
akan ada rasa jenuh dan malas yang akan menghampiri. Namun, apabila
ikhlas, sabar, dan prasangka baik itu kita pertahankan maka rasa jenuh
dan sifat mala itu akan perlahan luntur dan mengendap hilang tanpa
jejak, insya Allah. []
(Murdani Tulqadri, Ma’had Albirr Makassar )
sumber: islampos
Like the Post? Do share with your Friends.